Pengurus Boen Hian Tong Periode 2022 – 2025 Dikukuhkan

TERASJATENG.ID, Semarang – Perkumpulan sosial Boen Hian Tong (Rasa Dharma) Semarang merupakan salah satu organisasi kaum Tionghoa tertua di Indonesia. Boen Hian Tong yang dikenal dikenal dengan nama Perkumpulan Sosial Budaya “Rasa Dharma” hingga kini masih eksis berkiprah. Pengurus Boen Hian Tong Periode 2022 – 2025 terpilih dikukuhkan di Gedung Rasa Dharma, Jalan Gang Pinggir No. 31, Kranggan, Semarang, Kamis (12/5).

Pengurus Boen Hian Tong Periode 2022 – 2025 tepilih kembali diketuai Harjanto Halim dengan sekretaris Andi Gunanawan dan Bendahara Felice Tan dilengkapi dengan pengurus berbagi bidang dan seksi. Rangkaian acara pengukuhan dimulai dengan penyerahan sertifikat penghargaan atas pengabdiannya kepada para pengurus periode sebelumnya 2019 – 2022. Kemudian dilanjutkan dengan doa bersama di depan altar.

Widjajanti Dharmowijono memimpin pembacaan janji kesetian organisasi via zoom yang disambut dengan toast dan minum bersama yang dipimpin Ketua Boen Hian Tong Harjanto Halim. Pengukuhan pengurus Boen Hian Tong 2022 – 2025 ditandai dengan pengalungan selendang oleh Andy Gouw Siswanto dan Yoga Pangemanan. Acara pengukuhan ditutup dengan foto bersama dilanjutkan dengan foto bersama pengurus baru Boen Hian Tong. Acara pengukuhan dihadiri antara lain;;anggota kehormatan BHT Ita F Nadia, Raden Rara Ayu Hermawati, (BH – APIK) ,Suhu Shien Shi, Satyawati Mashudi ( Komnas Perempuan ) dan tamu undangan lainnya.

Tentang Boen Hian Tong

Boen Hian Tong yang kini lebih dikenal dengan nama Perkumpulan Sosial Budaya “Rasa Dharma” ini merupakan perkumpulan sosial budaya peranakan Tionghoa tertua di Semarang bahkan bisa jadi di Indonesia yang masih aktif hingga saat ini.

Disigi dari beberapa pustaka, tercatat, Boen Hian Tong berdiri pada tanggal 15 Cia Gwee Imlek 2427 pada malam Cap Go Meh (Shi Wu Jie) atau bertepatan dengan tanggal 9 Februari 1876 di sebuah rumah di Gang Gambiran.

Pendirian komunitas ini diprakarsai oleh Luitenant de Chinezen Tan Ing Tjong bersama beberapa tokoh Tionghoa di Semarang seperti; Be Bie Siang, Liem Kiem Ling, Tan Tjong Tien, Auw Yang Djie Kiauw, dan Oen Tiauw Kie sebagai dewan pendiri Boen Hian Tong (BHT).

Di tahun 1876 itu jugalah pada akhirnya ‘vereneeging’ (perkumpulan) ini mendapat pengakuan dan hak ‘rechtspersoon’ dari pemerintah Belanda ketika itu.

Perkumpulan yang bermarkas di Jalan Gang Pinggir, Nomor 31-31A, Semarang, ini memiliki kisah panjang dan ikut mewarnai sejarah kaum Tionghoa di Semarang. Gedung Rasa Dharma (Boen Hian Tong) ini juga merupakan salah satu tempat persemaian akulturasi budaya.

Ketua Boen Hian Tong, Harjanto Halim, memaparkan makna Boen Hian Tong bila dijabarkan, Boen berarti budaya atau kesenian, Hian berarti keindahan, Tong berarti rumah. “Jadi terjemahan bebasnya sebagai rumah atau perkumpulan untuk berkesenian atau dapat diartikan juga dengan perkumpulan kaum budayawan,” ujar Harjanto

Awal didirikannya, imbuh Harjanto, kumpulan ini bertujuan mempererat tali persaudaraan dengan jalan mengembangkan seni tetabuan Tionghoa, karena pada waktu itu, musik Barat waktu itu belum begitu dikenal di kalangan etnis Tionghoa. Musik Lam Kwan biasanya yang dimainkan secara rutin setiap tanggal 1 dan 15 Imlek.

Kini sesuai dengan kemajuan zaman banyak kegiatan sosial muapun budaya yang digelar Boen Hian Tong antara lain; untuk kegiatan budaya antara lain; Diskusi Tipis-Tipis BHT, Bedah Buku, pementasan wayang Potehi, Wayang Geger Pacinan, Tradisi Basuh Kaki, Perayaan Imlek dan banyak lagi. Sedangkan untuk yang social; antara lain; kantin kebajikan, bhakti social dan olahraga (gym).

Christian Heru